5 Macam Metode Penelitian Sosiologi Menurut Soerjono Soekanto dan Contohnya
https://blogips-sosiologi.blogspot.com/2018/04/metode-penelitian-sosiologi-soerjono-soekanto.html
Advertisement
Baca Juga:
Interaksi sosial dan kebudayaan masyarakat adalah contoh fenomena yang dapat menjadi bahan kajian ilmu sosiologi. Fenomena diartikan sebagai gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat yang bersifat luar biasa. Dalam menyelidiki fenomena sosial, kita memerlukan metode atau suatu cara kerja. Soerjono Soekanto (1989) membagi metode penelitian ke dalam dua kelompok besar, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Metode Kualitatif
Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka dan ukuran lain yang bersifat eksak. Namun, bahan itu terdapat di masyarakat secara nyata. Misalnya, tentang komunitas pengemudi becak atau tingkat partisipasi warga kota terhadap program lingkungan sehat.
Lebih jauh, Soerjono Soekanto (1989) membagi metode kualitatif menjadi tiga, yaitu metode historis, metode komparatif dan metode case study.
■ Metode historis yaitu metode yang menggunakan analisis atas peristiwa pada masa lampau untuk merumuskan prinsipprinsip umum. Seorang sosiolog yang ingin menyelidiki akibat-akibat revolusi secara umum, akan mempergunakan bahan-bahan sejarah untuk meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi pada masa silam.
■ Metode komparatif yaitu metode yang membandingkan bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan, persamaan, dan penyebabnya. Perbedaan dan persamaan tersebut bertujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai perilaku masyarakat pada masa silam dan sekarang. Hal ini juga digunakan untuk mengetahui tingkat peradaban yang dicapai suatu masyarakat.
■ Metode case study yaitu metode untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam masyarakat. Metode case study digunakan untuk menelaah suatu keadaan kelompok, komunitas, lembaga, maupun individu. Peneliti yang menggunakan metode ini yakin bahwa penelaahan suatu persoalan khusus dapat menghasilkan dalil-dalil umum. Alat yang dipakai dalam metode case study berupa wawancara, kuesioner, atau observasi partisipatif.
2. Metode Kuantitatif
Kelompok besar yang kedua disebut metode kuantitatif. Metode ini menggunakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula yang menggunakan perhitungan matematika.
Metode statistik dan sosiometri termasuk dalam metode kuantitatif. Statistik berusaha menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Sedangkan sosiometri menggunakan skala dan angka untuk mempelajari hubungan antarmanusia dalam masyarakat.
Paul B. Horton (1999) menyebutkan adanya penelitian evaluasi selain metode penelitan yang tersebut di atas. Yang dimaksud dengan penelitian evaluasi adalah penggunaan prosedur riset ilmiah untuk mengukur keefektifan suatu program kegiatan. Tujuannya untuk memutuskan apakah suatu program bisa diteruskan dan bagaimana cara mengembangkannya.
Penelitian evaluasi tidak mudah dilakukan karena banyak variabel yang harus dikendalikan. Sering terjadi bahwa hasil penelitian evaluasi saling bertentangan sehingga tidak dapat diambil kesimpulan yang tepat. Dalam proses penelitian selalu terjadi kombinasi antara fakta hasil pengamatan dan penalaran.
Oleh karena itu, agar dapat memberikan arti terhadap fakta yang diperoleh melalui observasi, peneliti memerlukan penalaran. Pada proses berpikir, dikenal metode induktif dan metode deduktif.
■ Metode induktif mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapat kaidah yang berlaku umum.
■ Metode deduktif dimulai dari kaidah yang dianggap berlaku umum kemudian dipelajari dalam keadaan khusus.