Macan-Macam Nilai Sosial dalam Masyarakat sesuai Pancasila, Contoh dan Penjelasan Lengkap
https://blogips-sosiologi.blogspot.com/2020/09/jenis-nilai-sosial-masyarakat-berdasarkan-pancasila.html
Advertisement
Baca Juga:
Nilai-nilai sosial adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan-keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Di dalam masyarakat, ada patokan-patokan yang perlu dipatuhi, dianggap baik, benar, dan berharga bagi warga masyarakat. Patokan-patokan itu tidak tertulis, namun hidup dalam alam pikiran setiap warga masyarakat.
Setiap generasi mewarisi nilai sosial dari generasi sebelumnya. Kapan terbentuknya setiap nilai sosial tidak dapat diketahui secara pasti. Namun, suatu prinsip atau patokan berperilaku dianggap telah menjadi nilai sosial apabila seluruh warga masyarakat menyepakatinya. Nilai sosial yang telah diakui, disepakati dan dipatuhi bersama oleh suatu kelompok masyarakat secara sosial bersifat mengikat.
Berikut adalah sumber nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat.
No.
|
Sumber Nilai-Nilai dlm Masyarakat
|
Penjelasan
|
1.
|
Hukum-Hukum Alam
|
Suatu masyarakat biasanya mengambil nilai tertentu pada kejadian-kejadian alam.
Misalnya, penebangan liar dianggap hal tercela karena dapat menyebabkan banjir.
|
2.
|
Kebenaran Umum
|
Konsep awalnya sangat sederhana yaitu lahir dari kondisi alamiah setiap individu dalam masyarakat.
Misalnya, dipukul rasanya sakit, maka memukul orang lain bertentangan dengan kebenaran umum.
|
3.
|
Anggapan Terhadap Kekuasaan Tresedental
|
Individu dengan segala keterbatasannya pada kondisi tertentu akan mencari kesempurnaan di luar wilayahnya.
|
Dari sumber-sumber tersebut suatu nilai mengalami proses penerimaan menjadi nilai sosial. Penerimaan ini terjadi dalam beberapa tahap. Berikut adalah 3 tahap proses penerimaan sosial.
No.
|
Tahap
|
Penjelasan
|
1.
|
Transformasi
|
penyampaian informasi ke dalam tiap-tiap individu anggota masyarakat. Penyampaian informasi dilakukan dengan dua cara yaitu : Rasionalisasi dan Doktrin.
|
2.
|
Diskusi
|
Proses sosial yang memusyawarahkan tentang suatu nilai. Dari proses ini, melahirkan penilaian apakah suatu nilai sosial diterima atau kebetulan.
|
3.
|
Kritik
|
Kondisi sosial yang berubah-ubah memerlukan kritik untuk menafsir nilai sosial agar sesuai dengan perkembangan zaman.
|
Di dalam masyarakat terdapat bermacam-macam nilai sosial, yaitu nilai rohani, nilai material, nilai vital, dan nilai perserikatan. Berikut akan dijelaskan mengenai nilai-nilai tersebut.
[1] Nilai Rohani
Nilai rohani yaitu nilai yang berkaitan dengan penghargaan terhadap segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Perwujudan nilai rohani dapat berbentuk ekspresi dan apresiasi seni, kejujuran sikap, dan ketaatan beragama.
Nilai rohani dibedakan menjadi 4 yaitu sebagai berikut.
(a) Nilai Keindahan (estetika)
Yaitu nilai yang berhubungan dengan ekspresi perasaan atau isi jiwa seseorang mengenai keindahan.
Setiap orang memiliki penghayatan yang berbeda terhadap keindahan. Ada orang yang penghayatan estetikanya disalurkan lewat gambar, sastra, arsitektur, tari-tarian, musik dan nyanyian, ukir-ukiran, dan tata warna.
Nilai-nilai keindahan tidak dapat diukur karena bersifat relatif dan subjektif. Lain orang lain penghayatan dan penilaiannya.
(b) Nilai Moral (etika)
Nilai etika adalah segala sesuatu yang menyangkut perilaku terpuji. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyebutnya dengan istilah tatakrama atau sopan-santun. Nilai etika disebut juga nilai watak atau nilai kepribadian.
Nilai watak tercermin pada sikap adil, kejujuran, keberanian bertindak, dan kemampuan mengontrol diri. Misalnya, orang yang menjunjung nilai watak tidak akan mengingkari janji yang ia sepakati.
Perlu diperhatikan, bahwa suatu perilaku yang dianggap terpuji bagi masyarakat tertentu, belum tentu dianggap terpuji bagi masyarakat lain. Ukuran etika bersifat relatif dan berhubungan dengan kebudayaan yang dikembangkan oleh masyarakat bersangkutan.
(c) Nilai Keilmuan (knowledge)
Nilai keilmuan yaitu nilai yang tercermin dalam berbagai usaha manusia mencari pengetahuan dan kebenaran. Misalnya, seseorang yang menyukai belajar tekun atau mengadakan penelitian, berarti dia menjunjung tinggi nilai keilmuan.
Masyarakat yang warganya menjunjung tinggi nilai ini. Pada umumnya berkembang dan cepat maju. Walaupun kegiatan pendidikan dan proses belajar ada di dalam setiap masyarakat, namun nyatanya tidak semua masyarakat sama tingkat kemajuannya. Hal ini disebabkan oleh kadar penghargaan mereka terhadap nilai keilmuan tidak sama.
(c) Nilai Keagamaan (religius)
Nilai religius berkaitan dengan kepercayaan terhadap Tuhan. Hanya orang atheis yang tidak percaya akan adanya kekuatan Tuhan. Setiap agama dan kepercayaan meyakini adanya kekuatan Tuhan. Keyakinan itu berpengaruh terhadap perilaku manusia. Sehingga, secara umum orang berpedoman pada ajaran-ajaran yang diyakini berasal dari Tuhan.
Nilai yang bersumber dari masing-masing ajaran agama yang menjelaskan sikap, perilaku, perbuatan, perintah, dan larangan bagi umat manusia.
[2] Nilai Material
Nilai material adalah nilai yang berkaitan dengan anggapan masyarakat mengenai materi atau kebendaan dan kekayaan. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda terhadap kekayaan, dan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di masyarakatnya.
Ada orang yang mengutamakan kekayaan berlimpah sebagai ukuran keberhasilan hidup, sementara orang lain mungkin lebih mengutamakan keberhasilan pendidikan anak-anaknya.
Dalam lingkup yang lebih luas, nilai material disebut nilai ekonomi. Nilai ini tercermin dalam sistem ekonomi yang dianut oleh suatu masyarakat atau individu.
[3] Nilai Vital
Nilai vital adalah nilai yang berhubungan dengan penghargaan terhadap kesehatan dan kebugaran organ-organ tubuh yang berguna bagi manusia agar dapat melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kehidupannya.
Kegiatan olah raga, mengonsumsi makan cukup gizi, tidak mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang merusak vitalitas fisik termasuk mencerminkan nilai vital.
[3] Nilai Perserikatan
Nilai perserikatan adalah nilai yang tercermin dalam bentuk kesukaan manusia mendirikan berbagai organisasi atau kelompok. Di sekolah atau di rumah, Anda membentuk kelompok bermain yang terdiri dari teman sebaya. Apabila Anda menyukai bulu tangkis, tentu Anda dengan senang hati bergabung dalam salah satu klub bulu tangkis dan menjadwalkan latihan bersama pada hari-hari tertentu.
Dalam berbagai bidang kehidupan, orang senantiasa membentuk perserikatan atau organisasi-organisasi. Di bidang perdagangan ada organisasi dagang, di bidang tani dan nelayan ada kelompok tani dan nelayan, di bidang politik ada partai politik, bahkan ibu-ibu rumah tangga membentuk kelompok-kelompok arisan. Ini semua menunjukkan, bahwa setiap orang menjunjung nilai perserikatan, karena manusia adalah makhluk sosial (bermasyarakat).