3 Contoh Hubungan Antara Berbagai Konsep Realitas Sosial Budaya
https://blogips-sosiologi.blogspot.com/2018/05/hubungan-antara-berbagai-konsep-realitas-sosial-budaya.html
Advertisement
Baca Juga:
Sebagai makhluk berbudaya, manusia berhasil mengatasi masalah kehidupannya. Hal tersebut berhasil dilakukan berkat kemampuan manusia dalam menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi. Dalam kajian sosiologis, fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat tersebut merupakan fenomena yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Sebagai contoh, fenomena pertumbuhan industri di perkotaan merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan industri di perkotaan pada gilirannya menjadi faktor penarik (pull factor) terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan.
Pada mulanya, perpindahan penduduk tersebut merupakan fenomena sosial yang menguntungkan bagi perkotaan dan pusat-pusat perindustrian, dimana tenaga kerja yang dibutuhkan oleh sektor-sektor industri dapat terpenuhi. Namun, pada perkembangan berikutnya arus urbanisasi yang semakin menderas menjadi masalah lain bagi perkotaan.
Dengan demikian, perkembangan IPTEK tidak selamanya menghasilkan fenomena yang menguntungkan, tetapi juga merugikan atau melahirkan masalah sosial. Beberapa masalah yang muncul akibat perkembangan iptek, industrialisasi, dan urbanisasi ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, antara lain:
□ masalah sosial sebagai pengaruh disorganisasi, seperti kemiskinan, disorganisasi keluarga, lingkungan hidup, peperangan, dan lain sebagainya, dan
□ masalah sosial sebagai akibat dari adanya perilaku menyimpang, seperti kriminalitas, prostitusi, alkoholisme, dan lain sebagainya.
1. Perkembangan Iptek di Indonesia
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia sejalan dengan proses modernisasi. Sebagai suatu proses sosial, modernisasi sulit dicari batasannya secara mutlak karena beberapa hal sebagai berikut:
□ Modernisasi meliputi proses yang sangat luas dan mencakup berbagai segi kehidupan.
□ Terdapat perbedaan titik tekan modernisasi pada masing-masing daerah atau wilayah karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing daerah atau wilayah tersebut.
Namun demikian, sosiolog kenamaan Indonesia Soerjono Soekanto mengatakan bahwa secara umum modernisasi mencakup suatu bentuk transformasi total dari kehidupan tradisional atau pramodern (dalam arti teknologi dan organisasi sosial) ke arah kehidupan yang lebih modern dengan pola-pola ekonomis dan politis seperti yang dicirikan oleh negara-negara barat.
Atau lebih tepat lagi jika dikatakan bahwa modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial yang didasarkan pada perencanaan sosial yang terarah. Dalam hal ini, Koentjaraningrat menyatakan bahwa modernisasi merupakan suatu usaha untuk hidup sesuai dengan zaman konstelasi dunia pada saat ini.
Modernisasi masyarakat Indonesia telah berlangsung sejak abad ke-20-an. Modernisasi tersebut mencakup berbagai aspek kehidupan, antara lain bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Proses modernisasi di Indonesia dirancang sesuai dengan program pembangunan nasional yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Kembali pada masalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, sejak masa pemerintahan Orde Baru Indonesia mulai mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat diperhatikan dengan didirikannya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Dalam hal tersebut, pendalaman berbagai disiplin ilmu pengetahuan ditingkatkan secara terpadu untuk mengoptimalkan penguasaan ilmu pengetahuan dasar dan sekaligus pendayagunaan ilmu pengetahuan terapan untuk menghasilkan teknologi yang mendukung proses pembangunan.
2. Industrialisasi di Indonesia
Industrialisasi merupakan suatu usaha atau suatu kegiatan untuk membuat dan meng-hasilkan barang-barang konsumsi dalam suatu negara. Proses industrialisasi mengandung pengertian menjadikan sektor industri sebagai lapangan kerja baru dalam rangka meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat.
Proses industrialisasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama sejak pelaksanaan program Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Pembangunan pada sektor perindustrian dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui Repelita yang satu menuju Repelita berikutnya.
Hal tersebut dapat diperhatikan pada prioritas-prioritas pembangunan pada masing-masing Repelita, sebagai berikut:
■ Repelita I menitikberatkan pada pengembangan industri yang menunjang pemenuhan kebutuhan pokok.
■ Repelita II menitikberatkan pada pengembangan industri yang menunjang pemenuhan kebutuhan pokok dan sekaligus pengembangan industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
■ Repelita III menitikberatkan pada pengembangan industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.
■ Repelita IV dan Repelita V menitikberatkan pada pengembangan industri yang menghasil-kan mesin-mesin industri.
Proses industrialisasi di Indonesia diarahkan pada perluasan lapangan kerja baru, penyediaan barang dan jasa, peningkatan ekspor dan penghematan devisa. Proses industrialisasi juga diarahkan untuk menunjang pembangunan daerah sekaligus juga berfungsi sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Sejak era reformasi bergulir pada tahun 1998, semangat industrialisasi justru sejalan dengan otonomi daerah. Dengan demikian, proses industrialisasi di Indonesia tidak hanya terjadi di kota-kota besar, melainkan juga terjadi di tingkat provinsi, kabupaten dan/atau kota madya. Ini berarti proses industrialisasi di Indonesia semakin meningkat dan sekaligus merata.
3. Urbanisasi di Indonesia
Pada dasarnya, urbanisasi merupakan bagian dari proses migrasi atau proses perpindahan penduduk. Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa atau daerah menuju kota-kota besar dengan maksud untuk mencari pekerjaan yang bersifat menetap. Banyak sekali faktor yang mendorong terjadinya urbanisasi, di antaranya adalah:
(1) kehidupan ekonomi yang sulit di desa atau daerah asal yang disebabkan oleh mata pencaharian yang tidak menetap, dan
(2) keinginan untuk mengubah nasib menjadi lebih baik di kota-kota tujuan dengan cara mencari pekerjaan yang layak dan sekaligus bersifat menetap.
Sejalan dengan uraian di atas, pembangunan sentra-sentra industri di Indonesia me-mang diperuntukkan bagi penyediaan lapangan kerja baru bagi bangsa Indonesia. Itulah sebabnya, dengan dibangunnya sentra-sentra industri di beberapa kota besar di Indonesia menjadi pendorong utama bagi masyarakat pedesaan untuk melakukan urbanisasi.
Beberapa kota besar di Indonesia telah menjadi tujuan utama bagi kaum urban, di antaranya adalah kota metro politan Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, dan lain sebagainya. Beberapa kota tersebut memiliki daya tarik masing-masing sehingga dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan penduduk yang luar biasa sebagai akibat dari datangnya kaum urban.
Arus urbanisasi sebagaimana yang telah diuraikan di atas, selain menimbulkan dampak yang positif juga telah menimbulkan dampak yang negatif. Dampak positif dari urbanisasi dapat diperhatikan pada beberapa hal, seperti:
(1) meningkatnya taraf ekonomi kaum urban,
(2) terpenuhinya tenaga kerja di sektor-sektor industri sehingga menunjang proses industrialisasi, dan sebagainya.
Namun demikian, urbanisasi juga dapat menimbulkan persoalan-persoalan kependudukan yang rumit, seperti:
(1) terbengkalainya lahan-lahan pertanian di pedesaan sebagai akibat dari perginya sejumlah tenaga kerja,
(2) tingkat kepadatan penduduk di kota-kota besar yang semakin meningkat,
(3) kaum urban yang tidak tertampung di sektor perindustrian dan tidak berhasil mencari pekerjaan lain akan menimbulkan pengangguran-pengangguran baru,
(4) gejala kemiskinan semakin meningkat yang ditandai oleh tumbuhnya pemukimanpemukiman kumuh,
(5) munculnya tindak kriminalitas dan beberapa perilaku menyimpang lainnya, seperti prostitusi, penyimpangan seksual, dan lain sebagainya.